Untuk menerima kesembuhan bagi dirinya maka wanita ini harus mengalami rintangan yang barus di atasi dahulu. Menurut kepercayaan agamanya seorang wanita yang menderita penyakit pendarahan semacam itu dianggap sama dengan orang-orang yang menderita penyakit lepra. Itulah sebabnya ia tidak boleh bercampur-baur di tengah masyarakat ramai. Kalau ada seseorang yang mendekati dia, maka ia harus berseru, "Najis! Najis!" Memang tidak ada seorang wanita di negeri itu mempunyai hak untuk bergaul dengan orang banyak di tempat terbuka seperti yang kita saksikan di banyak negara-negara di dunia sekarang ini.
Maka dapatlah kita katakan bahwa orang banyak itu adalah jarak antara wanita itu dengan kesembuhan. Perasaan orang banyak dan ajaran agamanya merintangi dia untuk dapat datang kepada Yesus. Namun ia sanggup mengatasi segala rintangan itu. Ia menyelipkan dirinya ke tengah-tengah orang banyak dan mengulurkan tangannya menyentuh jubah Yesus.
Dia tidak berdoa agar supaya Tuhan akan mengatasi segala rintangan itu bagi dia. Dia berbuat sesuatu untuk dapat mengatasi kesulitan itu. Kita pun harus berbuat sesuatu sendiri untuk menguakkan segala rintangan di hadapan kita. Terlampau banyak orang menghendaki agar Tuhanlah yang harus berbuat semua untuk mereka, sehingga mereka sendiri tidak mengambil peranan di dalamnya. Padahal kita mempunyai peranan untuk dimainkan. Dan Tuhan akan membantu apabila kita bertindak atas keyakinan.
Pengakuan:
Saya adalah orang yang percaya. Saya bukanlah seorang yang suka ragu-ragu dan bimbang. Saya memiliki iman. Saya mampu mengatasi segala rintangan. Tidak ada rintangan apa pun yang dapat menghalangi saya untuk menerima berkat Tuhan. Saya akan atasi semua rintangan itu dengan keyakinan yang saya peroleh dari Firman Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar